TRIBUN-VIDEO.COM - Kelompok Hamas mengungkap hanya menerima kedatangan pasukan internasional di Gaza namun dengan satu syarat utama.
Hal itu diungkapkan pemimpin senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada Anadolu, Sabtu (30/12).
Osama Hamdan menuturkan pasukan internasional yang datang di Gaza seusai gencatan senjata harus memiliki tendensi untuk "memerdekakan Palestina dan mengakhiri okupasi."
"Jika pasukan internasional ingin membebaskan Palestina dan mengakhiri okupasi, mereka dipersilakan," ujar Osama Hamdan kepada outlet berita pemerintah Turkiye tersebut.
Dalam pembicaraan tersebut, Hamdan menanggapi terkait resistensi Hamas terhadap pasukan internasional pascaperang di Jalur Gaza, termasuk para pasukan dari negara-negara Arab.
Hamdan menegaskan, Hamas akan menolak pasukan internasional yang memiliki intensi untuk menggantikan okupasi layaknya pemerintahan Israel.
"Siapa bilang Palestina ingin menggantikan okupasi Zionis dengan okupasi lain?" ujar Hamdan.
Pernyataan Hamdan merujuk kepada wacana dan proposal dari AS untuk mendatangkan pasukan internasional ke Gaza
seusai agresi militer dari pihak Israel.
Menurut pemberitaan Anadolu via tayangan resmi pemerintah Israel, utusan kawasan Timur Tengah dari oAS, Brett McGurk, telah bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada 17 November 2023 lalu.
Pembahasan mengenai penempatan pasukan internasional di Gaza disebut menjadi salah satu topik pembicaraan dari pertemuan tersebut.
Menanggapi hal itu, Hamdan masih tetap pada pernyataan sebelumnya yang tetap akan terbuka menerima bantuan pasukan internasional jika ditujukan untuk membebaskan rakyat Palestina.
"Kepemimpinan di Palestina tidak eksklusif untuk siapa pun dan seharusnya tidak eksklusif untuk siapa pun," terang Hamdan.
Dikatakan Hamdan, Hamas tidak akan pernah menjadi pihak yang memonopoli kepemimpinan Palestina.
Sebaliknya, sejak berdiri pada 1988, Hamas telah menyajikan banyak inisiatif.
Pertama kali pada 1988, memastikan bahwa kepemimpinan Palestina dipilih melalui pemilihan bebas dan langsung di wilayah Palestina yang diduduki dan di luar negeria.
Sikap tersebut, menurut Hamdan masih menjadi pendirian Hamas yang dicapai melalui kesepakatan dari seluruh faksi Palestina sejak 2017.
Kesepakatan tersebut mencakup pemilihan untuk Majelis Nasional, Majelis Legislatif, dan Presiden.
"Posisi ini ditegaskan kembali dalam kesepakatan lain pada 2021, yang pada saat itu ditetapkan untuk melakukan pemilu-pemilu tersebut,"
Hamdan menunjukkan bahwa "pemilihan-pemilihan tersebut harus tertunda karena sikap keras dari pihak Israel," merujuk pada penolakan Israel untuk mengadakan pemilihan legislatif dan presidensial di kota yang diduduki Yerusalem.
Pada Oktober 2017, Fatah dan Hamas menandatangani perjanjian rekonsiliasi di Kairo, yang menetapkan bahwa Pemerintah Persatuan Nasional akan mengawasi pemilihan legislatif dan presidensial.
Perjanjian tersebut juga merinci pelaksanaan pemilihan untuk Majelis Nasional Palestina di luar negeri.
Namun, tidak dapat diimplementasikan karena perselisihan berikutnya antara kedua faksi.
Lebih lanjut, Hamdan juga menekankan bahwa "masa depan Gaza dan seluruh Palestina dibentuk oleh rakyat Palestina.
Oleh karena itu, pihaknya tidak memerlukan perlindungan, dan tidak menerima perlindungan dari siapa pun.
"Baik dari Hamas maupun kelompok di Palestina lainnya."
(Tribun-Video.com/ Aa.com.tr)
Artikel ini telah tayang di Aa.com.tr dengan judul Senior Hamas leader welcomes international forces only ‘to liberate Palestine’
https://www.aa.com.tr/en/middle-east/senior-hamas-leader-welcomes-international-forces-only-to-liberate-palestine-/3096183
Host: Yustina Kartika
VP: Ika Vidya
#hamas #idf #israel #israelpalestineconflict #israelhamaswar #hamasvsisrael #gaza #palestine